Powered By Blogger
Welcome to my BLOG ^_^

October 05, 2013

Summary task of a Journal (Progressive Acidification : An Aspect of Chemical Leaching of Sewage Sludge)



The wastewaters treatment produces sewage sludge (SS) which varydifferent constituents with varying compositions in the sludge depend on wastewaters source. The method of treatment and disposal method of the sludge determined by the amount of sewage produced and the population size density. Because beside the nutrients, organic matter, and pathogens, the sewage sludge contains contaminants which must be treated to avoid prospective health risks when disposed off.

Heavy metal system (HMs) are bound in the sewage sludge, so that its removal by physical means difficult. The chemical form of the metals is a function of the method used to extract or reduce HMs from SS. Chemical extraction involves the use of both organic and inorganic acids to extract HMs from SS. Acid solubilization of HMs is a process of proton exchange from the acid to the sludge. After solubilization, the removal of the solubilized metals is achieved by chemical precipitation followed by a physical separation step. The HMs present in the sludge dissolves and exists in solution when acid is added to sludge. The optimum conditions for HMs removal from sludge can be achieved through variation of contact time between the acid and the sludge solution.

In this study, the researcher use some acids (organic and inorganic acids) to extract HMs (Cd, Mn, Pb, Ni, and Cu) in SS, such as HNO3, CH3COOH, H2SO4, C6H5COOH, and HCl. The sewage sample used in this study was obtained from the male hostel septic tank of the Federal University of Technology, Owerri, Nigeria. The septic tank has a capacity of about 800 m3/day of sludge. Data are given as arithmetic mean and standard deviation. The t-test was used to estimate significant difference in mean concentration using HCl as study digestion medium.

The researcher shows that the inorganic acid is more effective than organic acid on extracting of HMs in SS. It shown by the data results of analysis using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) showed that Mn was the most metal solubilized totaling 4.760 and 4.220 mg/l using 30 % (v/v) HNO3 and 50 % (v/v) acetic acids respectively for digestion, while Cd (0.038 and 0.027 mg/l) was the least metal extracted using 10 % (v/v) H2SO4 and 50 % (v/v) benzoic acid respectively for digestion. HCl was generally observed to be the best extraction medium for the metals; Cd, Mn, Pb, Ni, and Cu at all acid range 10-90 % (v/v) concentrations.

Source :

Ukiwe, L.N., Oze, R.N., & Nwoko, C.I.A. 2012. Progressive acidification : an aspect of chemical leaching of sewage sludge. International Journal of Chemistry.4(1): 62-68

SETS



Tugas Mata Kuliah SETS

Dosen Pengampu : Prof. Achmad Binadja, Ph.D

A. HAKEKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN SETS

1. Hakekat SETS

SETS singkatan dari Science, Environment, Technology and Society. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat. Melalui pendidikan SETS diharapkan peserta didik akan memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan yang dimilikinya.

SETS membawa pesan untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Peserta didik diharapkan mengetahui tiap-tiap unsur SETS dan implikasinya sehingga dapat berpikir secara global/keseluruhan dan bisa memecahkan masalah lingkungan lokal maupun hubungan lingkungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat dan berperan dalam pemecahan masalah internasional sesuai kapasitasnya.

SETS harus memberikan kepada peserta didik pengetahuan yang sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Isi pendidikan SETS perlu dikaitkan dengan target pendidikannya. Hubungan yang tepat antara SETS dengan pembelajaran adalah keterkaitan antara topik bahasan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2. Tujuan Pendidikan

Pengajaran SETS diharapkan dapat memberikan pembahaman pada peserta didik tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, dan masyarakat agar peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajarinya. Pengajaran SETS haruslah berfokus pada bagaimana cara membuat peserta didik dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan.

Perbedaan antara metode SETS dan STS adalah metode STS membahas tentang sains dan teknologi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan masyarakat tanpa mempertimbangkan bagaimana agar sains dan teknologi dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah baik kepada masyarakat maupun kepada lingkungan. Pengajaran SETS bertujuan untuk membuat supaya SETS dapat membantu manusia untuk mencipakan surga dunia dalam menghadapi aspek-aspek kehidupan.

3. SETS dan Seajarah Kehidupan Manusia

Unsur-unsur SETS dalam realitanya merupakan entitas yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia masa lampau, saat ini dan masa mendatang. Sejarah membuktikan bahwa dalam kehidupan masa lampau, keempat unsur SETS telah mendapatkan perhatian cukup besar bahkan sangat besar dalam kehidupan masyarakat yang memiliki tatanan baik/maju pada saat itu.

Dalam kehidupan masyarakat masa lampau, teknologi yang dimiliki manusia mula-mula termasuk katagori sangat rendah. Pada masa itu segala keperluan kehidupan manusia dapat tercukupi oleh lingkungan hidupnya tanpa harus usaha terlampau keras. Selanjutnya dalam kelompok masyarakat yang memiliki pandangan bahwa menetap itu lebih baik daripada berpindah-pindah, pandangan unsur SETS menjadi berbeda-beda.

Unsur-unsur SETS merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisah dalam kehidupan manusia di masa lalu, saat ini, maupun masa depan. Dalam setiap masa, setiap unsur SETS telah ada dalam sistem kehidupan manusia.

4. Pendidikan SETS dan non SETS

SETS tidak hanya memperhatikan sains, teknologi dan masyarakat seperti pada pendidikan STS (Science Technology, Society), tetapi juga dampak positif maupun negatif yang diakibatkan oleh sains dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada lingkungan dan masyarakat. Berbeda pula dengan pendidikan lingkungan (EE-Environmental Education), SETS tidak hanya berfokus pada belajar di (in), untuk (for) dan tentang (about) lingkungan, tetapi juga menemukan dan mengungkapkan penyebab utama permasalahan serta kemungkinan apa yang mungkin dapat menimbulkan dampak pada lingkungan di masa yang akan datang, terutama dampak-dampak yang timbul akibat sains dan teknologi dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Dalam pelaksanaan pengajaran sains dalam konsteks SETS, kita perlu mengikuti urutan unsur-unsur SETS yaitu Sains – Lingkungan – Teknologi – Masyarakat. Maksudnya yaitu pembelajaran sains tetap diberikan sebagai prioritas utama walaupun unsur-unsur lainnya mendapat perhatian yang cukup besar. Dengan pendidikan SETS diharapan dapat terciptanya generasi muda yang bervisi ke depan menuju peningkatan kualitas hidup anggota masyarakat Indonesia sehingga ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap negara lain semakin berkurang.

B. CAKUPAN PENDIDIKAN SETS UNTUK BIDANG SAINS DAN NON SAINS

Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. SETS membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dilihat dan dibahas dengan cara menghubungkan keberadaan konsep sains dalam semua unsur SETS. Pendidikan SETS membuat kita menyadari pentingnya menggabungkan unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat untuk mendapatkan konsep total tentang SETS.

Garis besar pendidikan SETS yang perlu diberikan kepada guru antara lain :

 Arti penting SETS

 Hakikat, cakupan, tujuan dan proses SETS

 Nilai-nilai (moral) dan pendidikan SETS

 Riset yang berkaitan dengan SETS

 Isu-isu khusus dan topik-topik yang berkaitan dengan SETS

 Hubungan science, environment, technology, dan society

 Pendekatan/strategi/teknik dalam pengajaran SETS yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang menekankan pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

 Penilaian pencapaian peserta didik dalam pendidikan SETS pada tingkatan yang dimaksud

 Teknik “action research” tertentu dalam pendidikan SETS untuk pendidik.


Hal penting dalam pendidikan SETS adalah bahwa peranan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran harus diutamakan. Hal penting yang perlu diajarkan kepada peserta didik antara lain :


 Menghubungkaitkan konsep sains yang dipelajari dengan unsur lain dalam SETS.

 Penekanan hendaknya diberikan pada nilai positif pendidikan SETS.

 Penerapan konsep sains pada bidang teknologi dengan mengikuti urutan SETS.

 Materi pengajaran yang relevan untuk STL atau untuk STL serta pendidikan lingkungan dapat diadopsi, akan tetapi dengan penyesuaian seperlunya sehingga memenuhi harapan pendidikan SETS.

Selama ini SETS belum terintegrasi dalam sistem, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengenalan konsep SETS kepada siswa sains sebagai berikut.

 Subjek sains dalam kurikulum perlu dikaitkan dengan unsur SETS

 Material yang dapat menyentuh minat dan pengembangan karir bidang sains

 Berbagai contoh konsep sains dengan penerapannya, serta dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan, masyarakat dan teknologi.

 Penyajian mengikuti prasyarat utama

 Materi STS atau STL dan EE dapat diperkenalkan jika topik yang diajarkan relevan dengan topik SETS yang diperkenalkan

 Jika SETS diperkenalkan melalui subjek yang berbeda, materi yang diajarkan harus relevan dengan pengenalan keseluruhan paket SETS sebagai satu kesatuan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengenalan konsep SETS kepada siswa non sains sebagai berikut.


 Lebih memberi perhatian pada keterhubungkaitan antara konsep sains yang diperkenalkan dengan unsur lingkungan, teknologi, dan masyarakat

 Memberi materi pengajaran yang dapat menyentuh rasa kepedulian tentang keberadaan sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat sebagai kesatuan

 Materi harus mengarahkan siswa memupuk kepedulian, tanggungjawab serta melek sains dan teknologi

 Berbagai contoh konsep sains dengan penerapannya, serta dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan, masyarakat dan teknologi.

 Penyajian mengikuti prasyarat utama

 Materi STS atau STL dan EE dapat diperkenalkan jika topik yang diajarkan relevan dengan topik SETS yang diperkenalkan

 Jika SETS diperkenalkan melalui subjek yang berbeda, materi yang diajarkan harus relevan dengan pengenalan keseluruhan paket SETS sebagai satu kesatuan

January 24, 2013

RAHASIA LOLOS UJIAN CPNS 2013

PERSIAPKAN DIRI ANDA UNTUK MENGHADAPI UJIAN CPNS 2013!


PASTIKAN ANDA MEMPELAJARI RAHASIA TERBARU MENEMBUS UJIAN CPNS 2013




Usahakan yang terbaik demi kesuksesan Anda dalam UJIAN CPNS 2013 dengan mendownload RAHASIA TERBARU MENEMBUS UJIAN CPNS 2013 yang LENGKAP berisi materi dan latihan soal CPNS dengan media interaktif yang akan memuaskan Anda, tips & trik ujian CPNS, Test IQ software, TOEFL Practice, serta banyak lagi informasi CPNS lainnya


DOWNLOAD DAN PELAJARI RAHASIANYA SEBELUM TERLAMBAT !!




ATAU
DAPATKAN SEGERA RAHASIA LOLOS UJIAN CPNS 2013 dengan mendaftarkan diri anda pada kolom di bawah ini :


Nama
Email


My Dream Man


You can wake me from the nightmare that always haunt me ...
You give the coolness in my heart ....
You show me how beautiful this world with your love ...

Together with you, my life's more beautiful ...
I find loyalty in you ..
Your sacrifice, caring, and tenderness melt my heart ...

I could be better because of your advice ...
I became more calm and think positive ..
I feel like the happiest woman in this world because of your love and affection ...

May we always cherish and appreciate until the end of life ...
May happiness always enveloped our days ...
May we remind one another in truth to become a better human being ...

Did you know that I'm also very fond of you?
I feel what you feel ...
I'm happy when you're happy ...
Vice versa, I'm sad when you're sick ...

I always do what you ordered, even though I know I keep it or not you will not know  because of the distance separating us ...
I do not want you disappointed, so I always try to be better..
I do not want you get sick when you're sick ...
I do not want you worry too much about me to a lot of your time taken up to me ...
Quite simply, I want you always be honest with me because I'm always honest with you ...
I've changed my dear ...
Changed for the better, so I deserve to be there with you forever ...

March 23, 2011

Good Suggestion for you....:)

After I read a Quantum Learning book (translation from a masterwork by Bobbi DePorter n' Mike Hernacki) I got precious lesson.. it increases my motivation and enthusiasm..n' i'm aware that i need more knowledge, i may not feel satisfied, because there are so many knowledge that i've known yet... I must keep up my spirits, never too late to change..:)

I wanna share to you a great lesson that i hope it can open your mind to change.
It's good suggestions for you :

* Be positive
 
Being positive means being with the involvement of suggestion and positive emotion, it can give way to success due to positive pressure or supportive (known as eustress) the brain can get emotionally involved and allow maximal nerve activity.
Despite the complicated issues at hand, but with a positive attitude who is always pushing towards the brain power to stimulate and guide us to success and good learning outcomes. 
 
* Motivated
motivation is a conscious effort to move, leds and maintain a person's behavior so that he compelled to act to do something so as to achieve certain results or goals.
motivation to learn is a psychological condition that encourages students to learn with fun and learning seriously, which in turn will form a systematic way of student learning, full of concentration and can select activities.
Students who are highly motivated in learning will get higher
results of learning, which means that the higher the motivation, the greater intensity of efforts and the efforts made, the higher learning results reached.
Students perform a variety of efforts or efforts to improve the success in learning to achieve success satisfactory as expected. In addition it also sustains motivation and efforts to keep students' learning process to run. This makes students to persevere in learning. 
 
* Discover how you learn
One's learning style is a combination of how he absorbs and then organize and process information.
Everyone has to learn how each of which is influenced by physical factors, emotional, sociological, and environmental.
If we find a way of learning that can be used with great benefit in various situations can make us be balanced in the way of absorbing information, organize, and process them. 
 
* Creating the perfect learning environment
Creating the perfect learning environment that is creating a comfortable and relaxed atmosphere accompanied by music appropriate to the mood that feels relaxed, awake, and ready to concentrate, as well as using visual reminders to maintain a positive attitude.
Perfect learning environment as described would provide positive suggestions and make us feel comfortable and valuable, in circumstances like these that we can concentrate very well and able to learn very easily so that learning success can be achieved.
 
* Reading quickly
Speed ​​reading requires a high concentration (focused attention) that strengthen understanding and memory in the memory along with speed reading, because the brain can actually grow and react quickly. In contrast to the read word for word, it will only reduce the understanding because the words were not understood in context with the other so that even harder to understand.
 
* Create an effective note
Make a note that effectively can improve the ability to view overall, helped review it more effectively, and allows for more accurate recall.
The purpose of making effective notes:
- Help us remember what is stored in our memory
- Save time by helping to store information easily and remember it again if necessary.

* Learn to write a sophisticated technique
Writing is a whole brain activity, particularly of the brain-right which is where the appearance of new ideas, passion and emotion. Write a quick help to overcome the problem of a blank sheet and see progress immediately.
 
* Creative thinking
Creative thinking is to think differently which often involves symptoms of lateral thinking (see the problem from several new angles as if to jump from one ladder to another ladder) called "paradigm shift".
Creative people always want to know, like to try, happy playing, intuitive, brave take risks, to see what would happen, and predict what variables can shape the future, so that problems or limitations that are faced by people who think creatively not be a barrier to success, because there are always creative ways to solve the problem or limitation. 
 
* Develop amazing recitation
By developing rote then our minds are trained to remember, and with increased ability to remember detail will develop creativity and more successful at solving problems because we are able to reach freely and at most all of our experience which is the context of our memory.

Get your good achievement n' REACH YOUR FUTURE DREAM !! 
You can do it!!

November 21, 2010

Teaching Without A Coursebook Oleh: Jennifer Goodman, Oxford House College, Barcelona

Whether you're starting with a new class or just changing direction a little the decision of how to structure a course without a coursebook can sometimes be difficult for a new or even experienced teacher.

What's wrong with using a coursebook?
Well, in many cases, nothing! With the constant updating of text books to include new and relevant topics, ideas and methodology, teachers have a great set of resources at their fingertips. Students however may not see it that way. Perhaps they have had past experiences with a "bad" textbook, in other words, following a book which is not well chosen in terms of their age, interests and needs. Maybe they are lacking a little variety in their classes or perhaps you or they just want a break or a change from routine.

A topic based syllabus
What might sound like fun for the students can seem a bit daunting for the teacher. By taking away the course book we are taking away our safety net, our tried and tested syllabus written by someone who apparently knew what they were doing!

Using a topic-based syllabus as a framework, however, provides a natural stimulus for language learning in a realistic context. By starting with a topic of interest and then discussing or explaining an issue or opinion, students will find out what they want to say and whether they can say it or not. This then, provides further objectives, whether they be grammatical, lexical or pronunciation based, on which to build the course.

Structuring the course
What might at first sight seem like quite an unstructured course can in fact be deceptively well organised. Here are a five steps to follow to ensure that both students and teacher feel that the course is properly designed:

Needs analysis
The key to beginning a successful topic-based course is to clearly establish the students' interests and motivations. As part of your lesson get the students to talk about themselves and each other and find out what they enjoy, what they don't like, whether they know what's going on in the news at the moment and so on.

* Keep a note of what comes up as the list of potential topics can be long and every student will be different.
* Ultimately, those topics which will be successful are those which spark off an agreement or disagreement with someone else in the class as well as those the students seem well-informed about.
* The students will take over the conversation and lead it where they want it to go.

Whether or not you get a long list from students, you can always use course books "behind the scenes" to help you. Take a look at the contents page of a course book for topic ideas and suggest them to students or take one of the student's ideas and back it up with more material from the book. Students will never know their ideas originally came from a book!

Set short term objectives
The list resulting from the needs analysis may be long with a variety of topics and areas of interest. Rather than trying to include everything, plan to focus on three or four over a certain time frame, either a term or particular number of hours depending on the frequency of the classes. Decide with the students what their objectives for the coming course will be, for example: to develop their ability to discuss certain topics with more confidence, fluency and awareness of relevant language. Endeavour to ensure that topics cover several lessons to give an idea of continuation. Even better if you can find a link between topics so the students will have some thread to follow over the course.

Remedial grammar
While topics and current affairs tend to lend themselves to a great deal of discussion it is important that the students don't feel that grammar or language input has been abandoned altogether! Although they may not want to follow a structural syllabus per se, there will be structural errors which repeatedly occur both in needs analysis and during the course and these will form the underlying framework for language input.

* This of course requires teachers to be more flexible and reactive to problems which are arising. Again, course books can be used as a base and exercises selected according to the needs of the students. It is still okay for the teacher to say "We'll discuss this in detail next lesson!" if something comes up that wasn't prepared.

Error correction
When focusing mainly on conversation in class it is very tempting to encourage fluency at the expense of accuracy, especially at high levels.

* Discuss this issue with the students encouraging them to think about when they want to be corrected. Many are keen to be corrected on the spot, some prefer correction slots throughout the class or at the end.
* Trying several different approaches will allow both teacher and student to find which works best for them.
* Keeping a note of errors and giving them back to the students the following lesson to correct really makes them think back and pay attention to the mistakes they are making.

Variety
The wider the variety of sources and resources you and your students can find, the better. Let's take an example:

* Students have all agreed they are interested in cinema. As a starting point find out which films particularly they like and ask them to explain the story and why they like them.
* The Internet, magazines and newspapers can be used to research films and language of film reviews can be studied.
* Video or DVD can be used to watch all or some of the films and a variety of work can be done on this involving discussion, pronunciation, accents, role plays, descriptions, predictions, translations. Don't forget it is most important to grade the task not the text so authentic materials can be used with low level classes.
* Course book material can be used to add to this in terms of listening and reading material at any level.
* A variety of topics could follow on from this starting point of cinema. Fame and fortune, privacy, the media, entertainment, fashion are all possibilities that could be exploited. Indeed the topics contained in some of the films may even provide links to a wider variety of discussions and areas of interest.

Conclusion
Teaching without a coursebook won't please everyone all of the time and can create a lot of extra work, but in terms of your own teacher development and as a way of keeping your classes fresh and interesting for your students, I would definitely recommend giving it a try from time to time.
Sumber: http://www.britishcouncil.org/id

November 16, 2010

MAKNA IDUL ADHA

Idul Adha dan peristiwa kurban yang setiap tahun dirayakan umat muslim di dunia seharusnya tak lagi dimaknai sebatas proses ritual, tetapi juga diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan spirit keadilan, sebagaimana pesan tekstual utama agama. makna idul adha

Kurban dalam bahasa Arab sendiri disebut dengan qurbah yang berarti mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ritual Idul Adha itu terdapat apa yang biasa disebut udlhiyah (penyembelihan hewan kurban). Pada hari itu kita menyembelih hewan tertentu, seperti domba, sapi, atau kerbau, guna memenuhi panggilan Tuhan.

Idul Adha juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan kebajikan manusia masa lampau, untuk mengenang perjuangan monoteistik dan humanistik yang ditorehkan Nabi Ibrahim. Idul Adha bermakna keteladanan Ibrahim yang mampu mentransformasi pesan keagamaan ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan.

Dalam konteks ini, mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail, merupakan sebuah ujian Tuhan, sekaligus perjuangan maha berat seorang Nabi yang diperintah oleh Tuhannya melalui malaikat Jibril untuk mengurbankan anaknya. Peristiwa itu harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, dan kepasrahan seorang Ibrahim pada titah sang pencipta.

Bagi Ali Syari’ati (1997), ritual kurban bukan cuma bermakna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, akan tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan. Sementara bagi Jalaluddin Rakhmat (1995), ibadah kurban mencerminkan dengan tegas pesan solidaritas sosial Islam, mendekatkan diri kepada saudara-saudara kita yang kekurangan.

Dengan berkurban, kita mendekatkan diri kepada mereka yang fakir. Bila Anda memiliki kenikmatan, Anda wajib berbagi kenikmatan itu dengan orang lain. Bila Anda puasa, Anda akan merasa lapar seperti mereka yang miskin. Ibadah kurban mengajak mereka yang mustadh’afiin untuk merasakan kenyang seperti Anda.

Atas dasar spirit itu, peringatan Idul Adha dan ritus kurban memiliki tiga makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak yang sangat kita kasihi.

Kedua, makna sosial, di mana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Dalam konteks itu, Nabi bermaksud mendidik umatnya agar memiliki kepekaan dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Kurban adalah media ritual, selain zakat, infak, dan sedekah yang disiapkan Islam untuk mengejewantahkan sikap kepekaaan sosial itu.

Ketiga, makna bahwa apa yang dikurbankan merupakan simbol dari sifat tamak dan kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisius, suka menindas dan menyerang, cenderung tidak menghargai hukum dan norma-norma sosial menuju hidup yang hakiki.

Bagi Syari’ati, kisah penyembelihan Ismail, pada hakikatnya adalah refleksi dari kelemahkan iman, yang menghalangi kebajikan, yang membuat manusia menjadi egois sehingga manusia tuli terhadap panggilan Tuhan dan perintah kebenaran. Ismail adalah simbolisasi dari kelemahan manusia sebagai makhluk yang daif, gila hormat, haus pangkat, lapar kedudukan, dan nafsu berkuasa. Semua sifat daif itu harus disembelih atau dikorbankan.

Pengorbanan nyawa manusia dan harkat kemanusiaannya jelas tidak dibenarkan dalam ajaran Islam dan agama mana pun. Untuk itu, Ibrahim tampil menegakkan martabat kemanusiaan sebagai dasar bagi agama tauhid, yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad dalam ajaran Islam. Ali Syari’ati mengatakan Tuhan Ibrahim itu bukan Tuhan yang haus darah manusia, berbeda dengan tradisi masyarakat Arab saat itu, yang siap mengorbankan manusia sebagai “sesaji” para dewa.

Ritual kurban dalam Islam dapat dibaca sebagai pesan untuk memutus tradisi membunuh manusia demi “sesaji” Tuhan. Manusia, apa pun dalihnya, tidak dibenarkan dibunuh atau dikorbankan sekalipun dengan klaim kepentingan Tuhan. Lebih dari itu, pesan Iduladha (Kurban) juga ingin menegaskan dua hal penting yang terkandung dalam dimensi hidup manusia (hablun minannas).

Pertama, semangat ketauhidan, keesaan Tuhan yang tidak lagi mendiskriminasi ras, suku atau keyakinan manusia satu dengan manusia lainnya. Di dalam nilai ketauhidan itu, terkandung pesan pembebasan manusia dari penindasan manusia lainnya atas nama apa pun. Kedua, Idul Adha juga dapat diletakkan dalam konteks penegakan nilai-nilai kemanusiaan, seperti sikap adil, toleran, dan saling mengasihi tanpa dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan di luar pesan profetis agama itu sendiri.

Masalahnya, spirit kemanusiaan yang seharusnya menjadi tujuan utama Islam, dalam banyak kasus tereduksi oleh ritualisme ibadah-mahdah. Seakan-akan agama hanya media bagi individu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, yang lepas dari kewajiban sosial-kemanusiaan. Keberagamaan yang terlalu teosentris dan sangat personal itu, pada akhirnya terbukti melahirkan berbagai problem sosial dan patologi kemanusiaan.

Alquran menganjurkan kita agar mengikuti agama Ibrahim yang hanif, lurus dan tidak menyimpang. Selain hanif, agama Ibrahim juga agama yang samaahah, yang toleran terhadap manusia lain. Pesan kurban harus mampu menjawab persoalan nyata yang dihadapi umat, seperti perwujudan kesejahteraan, keadilan, persaudaraan, dan toleransi. Sulit membayangkan jika banyak umat yang saleh secara ritual, khusyuk dalam berdoa, dan rajin berkurban, tetapi justru paling tak peduli pada tampilnya kemungkaran.

Sekaranglah saatnya kita mewujudkan penegakan solidaritas dan keadilan sosial sebagaimana diajarkan Nabi Ibrahim, dan membumikan ajaran Ismail sebagai simbol penegakan nilai-nilai ketuhanan di tengah-tengah kehidupan umat manusia yang kian individual, pragmatis, dan menghamba pada materi. Karena, seperti kata Rabindranath Tagore (1985), Tuhanmu ada di jalan di mana orang menumbuk batu dan menanami kebunnya, bukan di kuil yang penuh asap dupa dan gumaman doa para pengiring yang sibuk menghitung lingkaran tasbih.

Sumber : Lampung Pos